FAC News

Saham Emiten CPO Terjun Bebas
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten yang fokus pada bisnis minyak kelapa sawit berbalik ambles pada perdagangan Selasa (16/3/2021) kemarin, setelah harga kelapa sawit (crude palm oil/CPO) acuan terjatuh ke level di bawah RM 4.000/ton pada penutupan perdagangan Selasa kemarin.
Ambrolnya saham kelapa sawit tersebut terjadi setelah kenaikan harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) yang sudah melebihi level harga RM 4.000/ton sejak akhir pekan lalu hingga Senin kemarin, sehingga pada penutupan perdagangan Selasa, harga CPO kembali melemah ke bawah level harga RM 4.000/ton.
Padahal pada Selasa siang, harga CPO acuan Malaysia masih sempat bergerak di atas level harga RM 4.000/ton. Namun pada penutupan perdagangan, harga CPO terpaksa ditutup ambles ke bawah level RM 4.000/ton.
Tercatat pada penutupan Selasa kemarin, harga kontrak CPO untuk pengiriman Mei 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange ambrol 5,82% ke RM 3.897/ton.
Pelemahan harga CPO Malaysia didorong oleh produksi yang lebih tinggi, berdasarkan data Asosiasi Pabrik Kelapa Sawit Semenanjung Selatan (SPPOMA) yang dirilis hari ini.
Pemilik dan salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura, Dr Sathia Varqa, mengatakan kenaikan sebesar 62% dalam output laporan 1 hingga 15 Maret dibandingkan dengan periode yang sama pada Februari telah mendorong pasar lokal lebih rendah.
"Bulan patokan baru Juni 2021 mundur ke level terendah dalam enam hari dan menembus 100 poin di bawah level RM4.000 (per ton), setelah mencatat kenaikan sembilan hari berturut-turut, dibebani oleh data SPPOMA yang menunjukkan peningkatan produksi di Maret 2021," katanya kepada Bernama.
Selain dari amblesnya harga acuan CPO Malaysia pada penutupan kemarin, aksi ambil untung (profit taking) oleh sebagian investor, terutama investor asing yang mulai melepas saham-saham CPO juga menjadi penyebab saham CPO sendiri berbalik ke zona pelemahan pada penutupan perdagangan kemarin.