APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Bukan Kabar Baik, Harga Minyak Dunia Melesat 5% Lebih

Administrator - 04/10/2022 09:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia terbang didorong oleh potensi ketatnya pasokan dunia. Hal ini tentunya kembali menjadi kabar buruk bagi dunia. Semakin tinggi harga minyak mentah maka harga energi juga akan tinggi, dan mendorong inflasi. 

Pada Senin (3/10/2022) harga minyak Brent ditutup US$88,86 per barel turun 1,02% dibanding posisi sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) melesat 5,21% ke US$83,63 per barel.

 

Perkumpulan negara-negara produsen minyak OPEC+ akan mempertimbangkan pengurangan produksi minyak lebih dari satu juta barel per hari (bph) minggu depan, menurut sumber OPEC mengatakan kepada Reuters (2/10/2022). Ini akan menjadi langkah terbesar sejak pandemi COVID-19 ke mengatasi pelemahan pasar minyak.

Pertemuan OPEC+ akan berlangsung pada 5 Oktober mendatang. Penurunan harga minyak dan bulan-bulan volatilitas pasar yang parah yang mendorong produsen utama OPEC+, Arab Saudi, untuk mengatakan bahwa kelompok tersebut dapat memangkas produksi.

Harga telah jatuh tajam karena kekhawatiran tentang ekonomi global dan reli dolar AS setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga. Diukur dari puncak tersebut di US$139,13 per barel, harga minyak mentah Brent telah turun 35,87% menjadi US$89,22 per barel.

 

Pekan lalu, sebuah sumber mengatakan Moskow berharap OPEC+ dapat memotong 1 juta bph atau 1% dari pasokan global.

Itu akan menjadi pemotongan terbesar sejak 2020 ketika OPEC+ mengurangi produksi dengan rekor 10 juta bph karena permintaan turun karena pandemi Covid-19.

Analis dan pengamat OPEC seperti UBS dan JP Morgan telah menyarankan pemotongan sekitar 1 juta bph sehingga dapat membantu menahan penurunan harga.

"Minyak US$90 tidak dapat dinegosiasikan untuk kepemimpinan OPEC+, oleh karena itu mereka akan bertindak untuk menjaga harga dasar ini," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Filter