FAC News

Tak Kunjung Dapat Restu Pemegang Saham, ENRG Minta Petunjuk OJK
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) kembali gagal menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) kedua pada Rabu (16/10).
Rapat tersebut sedianya adalah meminta restu pemegang saham atas dua agenda korporasi.
Rencana korporasi pertama terkait dengan pemberian jaminan Energi Mega Persada dengan nilai lebih dari 50% dari ekuitas yang merupakan transaksi material untuk kepentingan pihak afiliasi.
Dalam catatan KONTAN, perusahaan berkode saham ENRG di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut hendak memberikan jaminan senilai US$ 88,25 juta untuk kepentingan Kinross International Group Ltd.
Sementara agenda kedua RUPSLB adalah membahas persetujuan perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan tentang maksud dan tujuan serta kegiatan usaha.
Untuk membahas agenda pertama, semestinya pemegang saham kuorum minimal 66,7%.
Sementara batas minimal kuorum untuk agenda kedua 60%. Sedangkan pemegang saham yang hadir kemarin hanya 56,4%.
"Jadi kami tidak bisa membuka pembahasan agenda," kata Herwin Hidayat, Vice President Investor Relations & Corporate Communications PT Energi Mega Persada Tbk ditemui KONTAN, Rabu (16/10).Lantaran sudah dua kali gagal menggelar RUPSLB, dalam waktu dekat manajemen Energi Mega Persada akan menyambangi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Mereka ingin meminta pendapat dan masukan dari OJK terkait syarat kuorum minimal untuk rencana pelaksanaan RUPSLB ketiga.
Sambil berjalan, ENRG melanjutkan rencana peningkatan kapasitas produksi harian.
Perusahaan yang menjadi bagian dari Grup Bakrie itu berupaya mengejar target produksi harian sebanyak 30.000 barrel of oil equivalent (boe) hingga akhir 2019.
Target itu merupakan gabungan dari produksi minyak dan gas.
Realisasi produksi Energi Mega Persada selama Januari-Juni tahun ini telah mencapai 24.000 boe.
Pada akhir Oktober nanti, mereka bermaksud mengumumkan realisasi produksi harian hingga selama sembilan bulan 2019.
Energi Mega Persada mengandalkan Blok Kangean PSC di Madura dan Blok Bentu PSC di Riau.
Sementara mayoritas kontribusi produksi minyak berasal dari Blok Malacca Strait PSC di Tebing Tinggi dan Blok Tonga PSC di Dumai.
Di masa mendatang, Energi Mega Persada berhasrat menambah portofolio kelolaan blok minyak dan gas.
"Nantinya, kami akan mempertimbangkan kesempatan untuk akuisisi atau kerja sama," tutur Direktur Keuangan PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus A. Windoe.