APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Laba Sari Roti (ROTI) Melesat 74,30% Pasca Perluas Jaringan Distribusi

Administrator - 05/03/2020 10:04

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan produsen roti PT Nippon Indosari Corpindo Tbk terasa legit di sepanjang tahun lalu. Emiten berkode saham ROTI di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu meraih laba bersih senilai Rp 301 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 74,30% dibandingkan laba bersih di sepanjang tahun 2018 sebesar Rp 172,69 miliar. Function Head Public Relations PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, Stephen Orlando menjelaskan, pencapaian kinerja 2019 tidak terlepas dari upaya yang telah dilakukan manajemen.

Pada tahun lalu, ROTI terus memacu kegiatan pemasaran dan promosi untuk mengerek penjualan. Hal ini dibarengi upaya ROTI untuk terus menghadirkan produk unggulan. Bukan hanya itu, perusahaan yang mengusung brand Sari Roti ini juga terus memperluas wilayah distribusi dan menambah outlet penjualan baru. Hal tersebut didukung oleh mulai beroperasinya pabrik di Gresik dan Balikpapan pada tahun 2019. Nippon Indosari mencatatkan pertumbuhan penjualan masing-masing sebesar 32% year-on-year (yoy) di wilayah barat dan timur Indonesia. Adapun penjualan Wilayah Indonesia Tengah tumbuh sebesar 15% yoy.

Secara total, Nippon Indosari membukukan penjualan neto Rp 3,33 triliun pada tahun lalu. Jumlah tersebut meningkat 20,58% dibandingkan penjualan neto pada tahun 2018 sebesar Rp 2,76 triliun. ROTI masih mengandalkan produk roti tawar, yang menyumbang Rp 2,44 triliun atau setara 73,15% dari total penjualan. Adapun 26,85% penjualan bersih berasal dari produk roti manis yang tercatat sebesar Rp 1,28 triliun, diikuti kue senilai Rp 112,14 miliar, dan lain-lain Rp 7,73 miliar.

Pertumbuhan laba bersih juga didorong upaya ROTI memangkas beban biaya. Kami menjaga production excellence di pabrik serta mempertahankan biaya produksi yang relatif stabil, jelas Stephen kepada KONTAN, Rabu (4/3). Berdasarkan laporan tahunan 2019, beberapa beban biaya sebenarnya masih mengalami kenaikan. Namun kenaikan pada beberapa pos beban relatif lebih rendah dibandingkan kenaikan pada pos penjualan bersih. Beban pokok penjualan, misalnya, tercatat naik 16,73% yoy dari semula sebesar Rp 1,27 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp 1,48 triliun di tahun 2019.

Begitu pula beban usaha Nippon Indosari di sepanjang 2019 yang naik sekitar 14,94% yoy dari Rp 1,35 triliun pada 2018 menjadi Rp 1,55 triliun di 2019. Di sisi lain, penghasilan operasi lainnya atau other operating income Nippon Indosari juga meningkat 19,40% yoy dari Rp 58,01 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 69,27 miliar pada tahun 2019. Penghasilan ini diperoleh dari penjualan barang usang atawa scrap sales. Pada saat yang bersamaan, biaya keuangan Nippon Indosari menurun 19,38% menjadi Rp 66,29 miliar pada tahun lalu. Di tahun 2018, biaya keuangan ini mencapai Rp 82,23 miliar di tahun 2018. Alhasil, laba bersih Nippon Indosari melesat 74,30% yoy menjadi Rp 301 miliar di sepanjang tahun lalu.

Filter