APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Waskita Beton Precast (WSBP) Siap Private Placement Untuk Konversi Utang 261 Vendor

Administrator - 29/03/2023 08:58

EmitenNews.com—PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement.

Aksi itu akan dilakukan setali dengan konversi utang vendor menjadi saham dan konversi obligasi menjadi OWK. Sebagai informasi nilai konversi utang vendor yakni Rp1,52 triliun dari 261 vendor. "Paling cepat (konversi rampung) pada triwulan II, paling lambat triwulan III,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Waskita Beton Precast Tbk, Asep Mudzakir dalam konferensi pers dan media gathering, Senin (27/3/2023).

Waskita Beton Precast berencana melakukan konversi utang vendor menjadi saham dan konversi obligasi menjadi OWK pada Juni 2023. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Asep Mudzakir menjelaskan, konversi itu menyebabkan adanya perubahan kepemilikan saham WSBP.

Namun, perseroan memastikan Waskita Karya Tbk (WSKT) akan tetap menjadi pemegang saham pengendali Berdasarkan kesepakatan homologasi, skema konversi ini dilakukan pada tahun pertama sejak homologasi berkekuatan hukum tetap (inkracht) pada 20 September 2022. Saat ini, perseroan telah melaksanakan kewajiban pertamanya kepada seluruh kreditur.

"Sesuai ketentuan, WSBP telah melaksanakan pembayaran melalui kas pembayaran melalui kas pembayaran utang atau CFADS (cash flow available for debt service) pertama sebesar Rp 75,4 miliar,” imbuh Asep.

Adapun pembayaran yang dilaksanakan yakni, pertama, pembayaran tahap pertama kepada seluruh vendor dengan total Rp 34,5 miliar.

Kemudian pembayaran pada perbankan untuk porsi bunga 2 persen per anum sebesar Rp 37,6 miliar dan pembayaran bunga 2 persen per anum kepada pemegang obligasi dengan total Rp 3,26 miliar. Hal ini menandakan kondisi keuangan WSBP pasca restrukturisasi dalam keadaan sehat. "Pembayaran CFADS berikutnya akan dilakukan pada 25 September 2023,” imbuh Asep.

Asep Mudzakir melanjutkan, konversi itu menyebabkan adanya perubahan kepemilikan saham WSBP. Namun perseroan memastikan Waskita Karya Tbk (WSKT) akan tetap menjadi pemegang saham pengendali.

"Nanti setelah proses konversi dilakukan, pada tahun pertama setelah vendor dikonversi jadi saham maka kepemilikan Waskita Karya akan terdilusi sekitar 28—33 persen. Dan nanti kalau bond holder sudah konversi menjadi saham, itu akan jadi 16–20 persen,” kata dia.

Adapun saat ini Waskita Karya masih memiliki sekitar 60 persen saham WSBP. Lalu publik 33 persen dan saham treasuri 7 persen. Adapun penetapan Waskita Karya sebagai pemegang saham pengendali akan dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) perseroan yang dijadwalkan pada 7 Juni 2023.

 “Waskita berkomitmen sebagai pemegang saham pengendali, minimal memberikan akses bagi WSBP dalam rangka perolehan kontrak-kontrak baru. Dan juga dari sisi WSBP kita akan melakukan dalam RUPS mengenai pemberian hak-hak istimewa kepada waskita dalam rangka menjadikan waskita tetap sebagai pemegang saham pengendali,” imbuh Asep.

Dari sisi kinerja, Perseroan memperkirakan laba bersih yang berhasil dicatatkan sepanjang 2022 mencapai Rp 500 miliar. Laba bersih Waskita Beton tahun 2022 di atas Rp 500 miliar. EBITDA masih negatif, WSBP sampai tahun ini masih akan negatif. Target kami tahun depan mudah-mudahan EBITDA positif

Dengan besaran itu, sekaligus menandai perbaikan dari sisi laba di mana pada 2021 perseroan masih mencatatkan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,94 triliun.

Ke depan, Waskita Beton Precast optimis dan menargetkan kinerja perusahaan akan terus meningkat pada tahun ini serta tahun-tahun selanjutnya. Perseroan menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 2,3 triliun dan laba kotor tetap positif sesar Rp 300 miliar untuk 2023.

"Target pendapatan tahun ini Rp 2,3 triliun. Yang ini sudah breakdown, precast Rp 700–750 miliar, readymix Rp 500–550 miliar, dan construction Rp 950 miliar—1 triliun,” papar Asep.

Tidak hanya dari sisi kinerja keuangan, tetapi kinerja pemasaran akan ditargetkan tumbuh signifikan sebesar Rp 3,8 triliun atau naik lebih dari 100 persen dan realisasi 2022 sebesar Rp 1,5 triliun. Rinciannya, nilai kontrak dari produk precast sekitar Rp 900 miliar—1 triliun, nilai kontrak dari produk readymix sekitar Rp 900–950 miliar, dan nilai kontrak dari produk construction Rp 1,8 triliun.

Filter