FAC News

Siap Rights Issue 3 Miliar Saham, Bank Jago Kerek Modal Inti
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Jago Tbk (ARTO) bakal melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyak 3 miliar saham baru bernominal Rp 100/saham.
Aksi korporasi ini rencananya akan dieksekusi pada awal 2021 mendatang.
Berdasarkan prospektus yang disampaikan perusahaan, pelaksanaan rights issue ini bakal menyebabkan terjadinya dilusi kepemilikan sebesar 21,65% kepada pemegang saham yang tidak merealisasikan haknya.
Adapun dua pemegang saham utama perusahaan, yakni PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) selaku pemegang saham pengendali dan Wealth Track Technology Limited (WTT) akan sama-sama memperoleh hak untuk merealisasikan haknya.
MEI adalah perusahaan milik mantan bankir BTPN yakni Jerry NG, sementara WTT milk pendiri Northstar yakni Patrick Walujo yang juga investor Gojek. Keduanya membeli Bank Artos Indonesia dari keluarga Arto Hardy pada 22 Agustus 2019 dan melakukan penyertaan modal pada Desember 2019, kemudian mengganti nama perusahaan dari Bank Artos menjadi Bank Jago.
Seluruh dana yang diperoleh perusahaan dari penerbitan saham baru ini, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan minimum perusahaan, ekspansi usaha dan investasi di infrastruktur Teknologi Informasi dan sumber daya manusia.
Perusahaan telah memperoleh izin dari pemegang saham untuk melaksanakan aksi korporasi ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 5 Oktober lalu dan menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diharapkan bisa didapat pada 12 Januari 2021 mendatang.
Adapun recording date untuk pemegang saham yang akan mendapatkan hak dalam penambahan modal ini akan jatuh pada 22 Januari 2021. Sedangkan pencatatan saham ini akan dilakukan pada 26 Januari 2021.
Sebelumnya, dalam keterangan resmi yang disampaikan perusahaan, rights issue ini diharapkan dapat menambah modal perusahaan hingga Rp 3 triliun. Hal ini disampaikan oleh Kharim Siregar, Direktur Utama Bank Jago.
"Yang pasti, dana hasil rights issue tahap II ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan agar dapat memenuhi aturan modal minimum bank sebesar Rp 3 triliun, membiayai ekspansi usaha, investasi di infrastruktur Teknologi Informasi dan pengembangan sumber daya manusia," kata dia.
Untuk diketahui, hingga akhir September 2020 lalu modal inti perusahaan baru mencapai Rp 1,05 triliun.
Sementara itu, OJK terus mendorong bank-bank untuk meningkatkan modal intinya. Hal ini dipertegas dengan diterbitkannya Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum yang diterbitkan pada Maret 2020 lalu.
Dalam POJK ini bank diharapkan memenuhi modal inti hingga Rp 3 triliun pada 2022 mendatang. Peningkatan ini diharapkan bisa dilakukan secara bertahap dengan minimal modal di tahun depan senilai Rp 2 triliun.
Terkait dengan rights issue, belum ditentukan berapa besaran harga pelaksanaan.
Pada April, usai dicaplok investor baru, Bank Jago menerbitkan saham baru alias rights issue dengan target dana mencapai Rp 1,34 triliun.
Perseroan kala itu merilis sebanyak 9,65 miliar saham baru. Setiap pemilik 1 unit saham, mendapatkan 8 unit saham baru. Harga pelaksanaan rights issue dengan HMETD saat itu ditetapkan Rp 139/saham.
Jika memakai asumsi harga rights issue 2021 dengan harga Rp 139/saham, maka 3 miliar saham baru akan membuat Bank Jago meraih dana Rp 417 miilar.
Faktanya, harga saham ARTO rata-rata diperdagangkan di harga Rp 2.906/saham pada Jumat ini (27/11), sehingga bila mengacu pada harga tersebut, dana rights issue bisa saja mencapai Rp 8,72 triliun.