APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Merugi di Kuartal I 2020, Ini Upaya BUMI Memoles Kinerja Keuangan Tahun Ini

Administrator - 03/06/2020 08:34

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten batubara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tertekan sepanjang tiga bulan pertama tahun 2020.

BUMI mencetak pendapatan US$ 1,07 miliar, turun 4% dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai sekitar US$ 1,13 miliar.

Emiten tambang batubara Grup Bakrie ini pun membukukan kerugian bersih senilai US$ 35,1 juta.

Sebagai perbandingan, kuartal I-2019, BUMI mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk US$ 48,4 juta.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, kinerja BUMI turun akibat harga batubara yang turun tajam sejak akhir tahun 2018, akibat perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS).

Ditambah lagi, pada kuartal I-2020, harga batubara mencapai titik terendah sejak tahun 2016 karena pandemi korona atau Covid-19, plus penerapan karantina wilayah (lockdown) di banyak negara. Kondisi ini mempengaruhi permintaan batubara.

Dileep menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi guna meningkatkan kinerja. Di antaranya, BUMI akan menghasilkan lebih banyak batubara berkualitas tinggi.

Selain itu, BUMI mengamati pasar India ketika negara tersebut mencabut status lockdown.

"BUMI juga mengambil keuntungan dari harga minyak yang lebih rendah. Sekitar 25% dari biaya tunai BUMI memiliki keterkaitan dengan minyak. BUMI melakukan optimasi semua biaya," ujar Dileep ke KONTAN, Senin (1/6).

BUMI pun masih menunggu komunikasi resmi dari pemerintah mengenai persetujuan status Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang akan mengikuti peraturan baru.

Kaltim Prima Coal (KPC) juga akan menjadi pemasok batubara signifikan untuk proyek metanol yang baru-baru ini diumumkan di Kaltim.

Terakhir, BUMI juga mendorong entitas usahanya, yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), mendiversifikasi pendapatan dari berbagai komoditas mineral.

Hal ini dilakukan setelah keberhasilan percobaan produksi emas BRMS di Palu dan mulainya produksi seng komersial di Dairi tahun depan.

Selain itu, BUMI juga telah menetapkan outlook kinerja tahun ini. Volume penjualan ditargetkan mencapai 85 juta ton-90 juta ton tahun ini dengan estimasi harga US$ 44 per ton-US$ 46 per ton dan biaya produksi berkisar US$ 32-US$ 34 perton.

Sebagai gambaran, per kuartal I-2020, BUMI mencatatkan kenaikan volume penjualan sebesar 3% atau sebesar 21,5 juta ton.

Namun, harga realisasi turun 6% menjadi US$ 49 per ton dari sebelumnya US$ 52,2 per ton.

Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi global dan kondisi sektoral yang semakin diperburuk oleh dampak pandemi yang sedang berlangsung.

Filter