APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Laba 2019 Melesat, Bank Mega Bagi Dividen Rp 1 Triliun

Administrator - 06/03/2020 16:21

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Mega Tbk (MEGA) akan membagikan dividen senilai Rp 1 triliun, atau 50% dari laba bersih 2019 sebesar Rp 2 triliun. Jumlah dividen yang dibagikan ini menjadi nilai terbesar sepanjang sejarah Bank Mega. Pada 2019 perusahaan mengantongi laba bersih senilai Rp 2 triliun, tumbuh 25,2% dibandingkan 2018 senilai Rp 1,59 triliun. Pertumbuhan laba Bank Mega pun melampaui Bank Umum Kelompok usaha (BUKU) 3, yang turun 10,04% menjadi Rp 34,48 triliun.

"Jadi 50% dividen tunai, dan sisanya untuk saldo laba. Dari presentasenya memang sama, tapi secara jumlahnya ini terbesar selama histori Bank Mega, mudah-mudahan tahun ini lebih besar lagi karena labanya bertambah," kata Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib di Menara Mega, Jumat (06/03/2020). Selain akan dibagikan untuk dividen, sisa laba sebesar Rp 1 triliun akan dibukukan sebagai saldo laba, dan sisanya lagi Rp 32,78 juta akan digunakan untuk dana cadangan.

Sebelumnya, Kostaman juga memproyeksikan Bank Mega masuk kategori BUKU 4, dengan total aset bisa mencapai sebesar Rp 250 triliun pada 2025 mendatang. Proyeksi pertumbuhan tersebut juga akan diimbangi dengan profitabilitas dengan proyeksi return on asset (ROA) sebesar 4% pada 2025. "Bank Mega punya visi yang mau dicapai pada 2025, yaitu aset Rp 250 triliun, ROA 4% dan jadi bank BUKU 4," ujar Kostaman.

Pada 2019, Bank Mega memiliki total aset sebesar Rp 100,8 triliun naik 20,35% dibandingkan 2018 dengan aset Rp 83,72 triliun. Dengan proyeksi 2025 tersebut maka Bank Mega membutuhkan pertumbuhan aset sekitar Rp 150 triliun dalam 6 tahun ke depan. Selain itu, Bank Mega juga perlu kerja keras dalam peningkatan ekuitas guna mendukung proyeksi masuk bank BUKU 4 pada 2025. Sebagai informasi Bank BUKU 4 adalah bank dengan modal minimal Rp 30 triliun.

Bank Mega juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 25,47% menjadi Rp 53,01 triliun pada 2019 dibandingkan Rp 42,25 triliun pada 2018. Peningkatan kredit ini jauh melampaui rata-industri perbankan yang tercatat tumbuh 7%. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 19,85% menjadi Rp 72,79 triliun, dibandingkan sebelumnya Rp 60,73 triliun. Sama seperti kredit, pertumbuhan DPK Bank Mega juga jauh melampaui rata-rata industri yang tercatat 6,7% Meski kredit tumbuh tinggi, namun rasio intermediasi (loan to deposits ratio/LDR) Bank Mega cenderung rendah dibandingkan dengan rata-rata industri. LDR Bank Mega tercatat 70%, sementara industri 93,5%.

Filter