FAC News
Genjot Pabrik Baja, Gunung Raja Paksi Siapkan Bujet Rp 12 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP) pada perdagangan Jumat sesi I (17/7/2020) ditutup menguat 4,55% di level Rp 276/saham. Dalam sebulan terakhir perdagangan, saham emiten baja yang berbasis di Cikarang, Kabupaten Bekasi, ini meningkat 5,34% dengan kapitalisasi pasar Rp 3,34 triliun.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, tak ada investor asing masuk, pembelian saham dilakukan oleh investor lokal dengan nilai transaksi saham hari ini relatif rendah yakni Rp 1,91 juta. Setahun terakhir, saham GGRP pernah mencapai level tertinggi Rp 945/saham.
Manajemen perseroan pada Jumat ini mengumumkan bahwa perseroan menyiapkan investasi senilai US$ 370 juta atau sekitar Rp 5,2 triliun. Investasi ini untuk Blast Furnace, Transformer, Light & Medium Section Mill dan Billet Caster Tahap Pertama yang sudah berjalan sejak tahun 2019 hingga 2021.
Atas investasi Tahap Pertama ini kontrak telah ditandatangani dan sebagian besar adalah proyek berjalan pada saat penawaran umum saham perdana atau (initial public offering/IPO) sehingga perseroan telah menjelaskan investasi tersebut pada prospektus di bagian Rencana Modernisasi dan Investasi Barang Modal Perusahaan," kata Budi Raharjo Legowo, Sekretaris Perusahaan GGRP, dalam keterbukaan informasi di Jakarta, Jumat (17/7/2020).
Adapun untuk Tahap Kedua, investasi disiapkan senilai US$ 480 juta atau sekitar Rp 6,8 triliun yang baru akan berjalan pada periode 2021-2023. "Saat ini sebagian masih dalam tahap negosiasi kontrak dan dalam pengurusan perizinan penanaman modal," katanya.
Dengan demikian total investasi pabrik Blast Furnace, Transformer, Light & Medium Section Mill dan Billet Caster ini mencapai US$ 850 juta atau setara dengan Rp 11,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Namun Budi menegaskan bahwa nilai investasi kedua itu masih dalam tahap negosiasi. "Dalam hal ini media salah menafsirkan dengan menjumlahkan investasi tahap pertama dan kedua dan menganggap seluruhnya sebagai total investasi baru," kata sembari memberi klarifikasi kepada BEI terkait dengan investasi tersebut.
Gunung Raja Paksi pertama kali diperdagangkan di BEI pada Kamis (19/9/2019), sahamnya naik 10,12% ke Rp 925/saham saat pencatatan saham perdana dari harga pembukaan Rp 840/saham.
Saham listing perdana, saham perusahaan baja asal Cikarang ini diperdagangkan dengan frekuensi sebanyak 1 kali dengan volume 100 lot saham dan menghasilkan nilai sebesar Rp 9,25 juta.
Perusahaan saat itu menawarkan sebanyak 1,230 miliar saham. Jumlah tersebut berada di bawah alokasi jumlah saham untuk publik semula yang sebanyak 1,238 miliar saham. Dengan demikian produsen baja ini memperoleh dana segar dari investor senilai Rp 1,03 triliun.
Hasil penggunaan dana dari IPO sebesar 99,52% akan digunakan untuk melunasi utang dalam rangka pembelian aset tetap dan biaya operasi. Sisanya, 0,48% untuk modal kerja.
Pada saat IPO) Gunung Raja Paksi menawarkan harga yakni Rp 825 - Rp 900/saham. Artinya harga perdana Rp 840/saham berada di rentang tengah. Namun jika dibandingkan dengan harga saat ini Rp 276, saham GGRP ambles 67% dari harga IPO.