FAC News

Emiten EBT Arkora Hydro (ARKO) Caplok Anak Sendiri, Kenapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), emiten di bidang pembangkit listrik melalui EBT yang berasal dari aliran air telah mengambil alih saham anak usaha yaitu, PT Arkora Kalimantan Energi Hijau (AKEH) yang dilaksanakan oleh PT Arkora Hidro Tenggara (AHT), dan PT Arkora Bakti Indonesia (ABI).
Pengambilalihan saham ini dilakukan pada 30 Desember 2022, ABI, AHT, dan AKEH telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Rabu (4/1/2023) AHT membeli saham milik ABI pada AKEH sejumlah 2.499 lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,49 miliar. Adapun latar belakang dari transaksi ini adalah AKEH sudah memiliki Izin Prinsip dan Izin Lokasi di Kalimantan Barat yang mempunyai potensi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air skala besar dengan kapasitas 50 MW.
"Tujuan dari transaksi ini adalah ARKO melalui AKEH akan mengembangkan potensi pembangkit listrik tenaga air skala besar tersebut dengan melakukan studi- studi yang diperlukan, serta melakukan konstruksi tenaga listrik sampai dengan tahap pembangkit listrik beroperasi secara komersial," ungkap keterbukaan informasi.
Beberapa waktu lalu, Pemegang saham pengendali sekaligus induk Arkora Hydro yakni PT Arkora Bakti Indonesia memperkuat porsi kepemilikan dengan memborong jutaan saham ARKO senilai Rp 1,94 miliar. Direktur Utama PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), Aldo Henry Artoko mengatakan telah memborong saham ARKO dalam dua hari aktif bursa yakni pada 8 - 9 Desember 2022.
"Tujuannya adalah investasi jangka panjang," kata Aldo di keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/12/2022).
Secara rinci transaksi hari pertama mencapai total 2,21 juta saham dengan harga pelaksanaan di kisaran Rp645-Rp655, atau total senilai Rp1,43 miliar. Transaksi kedua sebanyak 784.900 lembar saham dengan harga pembelian Rp650-Rp655 per saham, atau total senilai Rp511,35 juta.
Sehingga total pembelian saham ARKO mencapai Rp1,94 miliar. Hal ini membuat portofolio PT Arkora Bakti Indonesia bertambah menjadi 47,63% saham, dari semula 47,52%.