FAC News
BWPT Tawarkan Surat Utang Rp500 M, Segini Bunganya
EmitenNews.com - Eagle High Plantations (BWPT) bakal menawarkan surat utang senilai Rp500 miliar. Itu terdiri dari obligasi berkelanjutan I tahap III senilai Rp210 miliar. Kemudian, Sukuk Mudharabah berkelanjutan I tahap II sejumlah Rp290 miliar.
Senilai Rp171,91 miliar dari total obligasi berkelanjutan Rp210 miliar dijamin dengan kesanggupan penuh, dan Rp38,08 miliar akan dijamin dengan kesanggupan terbaik. Nah, obligasi sejumlah Rp171,91 miliar ditawarkan dalam dua seri.
Seri A sebesar Rp46,91 miliar dengan tingkat bunga tetap 9,75 persen per tahun berdurasi 370 hari. Seri B senilai Rp125 miliar dengan bunga tetap 11 persen per tahun dengan jangka 3 tahun. Pembayaran obligasi seri A dan B dilakukan secara penuh pada saat jatuh tempo.
Bunga obligasi dibayar setiap 3 bulan. Pembayaran pertama dilakukan pada 6 April 2026, dan pembayaran terakhir sekaligus jatuh tempo masing-masing obligasi pada 16 Januari 2027 Seri A, dan pada 6 Januari 2029 Seri B.
Selanjutnya, sejumlah Rp267,07 miliar dari Sukuk Mudharabah dijamin dengan kesanggupan penuh, dan terbagi dua seri. Seri A Rp165,70 miliar dengan besaran nisbah 15,975 persen dari pendapatan yang dibagihasilkan dengan indikasi bagi hasil ekuivalen 9,75 persen per tahun. Jangka waktu Sukuk Mudharabah 370 hari.
Seri B Rp101,37 miliar dengan nisbah bagi hasil 18,023 persen dari pendapatan yang dibagihasilkan dengan indikasi bagi hasil sebesar ekuivalen 11 persen per tahun. Jangka waktu Sukuk Mudharabah 3 tahun. Sisa dari Sukuk Rp22,92 miliar dijamin secara kesanggupan terbaik.
Pendapatan bagi hasil sukuk Mudharabah dibayar setiap 3 bulan. Pembayaran pertama akan dilakukan pada 6 April 2026, dan pendapatan bagi hasil Sukuk Mudharabah terakhir sekaligus pelunasan masing-masing seri Sukuk pada 16 Januari 2027 seri A, dan 6 Januari 2029 seri B.
Dana hasil obligasi Rp180 miliar sebagai setoran modal kepada entitas anak, untuk pembayaran seluruh pokok utang bank. Sisanya untuk modal kerja berupa pembelian persediaan seperti tandan buah segar, dan minyak kelapa sawit, biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan seperti pupuk, energi dan bahan bakar, serta biaya overhead.
Selanjutnya, dana hasil sukuk mudharabah sekitar Rp100 miliar untuk pembayaran pokok utang, dan sisanya untuk modal kerja antara lain pembelian persediaan seperti tandan buah segar, minyak kelapa sawit, biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan seperti pupuk, energi dan bahan bakar, serta biaya overhead.
So, dengan demikian jadwal obligasi menjadi sebagai berikut. Masa penawaran umum pada 22-30 Desember 2025. Penjatahan pada 2 Januari 2026. Pengembalian uang pemesanan pada 6 Januari 2026. Distribusi secara elektronik pada 6 Januari 2026. Dan, pencatatan pada Bursa Efek Indonesia pada 7 Januari 2026.