FAC News

Bukit Asam (PTBA) Siap Memangkas Target Produksi dan Penjualan Batubara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan memangkas target produksi dan volume penjualan batubara jika wabah virus corona alias Covid-19 melewati Juni atau Juli.
Sementara jika pandemi usai di periode tersebut, PTBA masih akan berpatokan dengan target yang sudah dicanangkan sebelumnya.
Skenario terburuk PTBA, Covid-19 bisa sampai Oktober atau November tahun ini. "Dengan kondisi seperti ini, ekonomi Indonesia akan tumbuh negatif seperti yang dikatakan Menteri Keuangan," kata Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin saat konferensi pers virtual, kemarin (4/5).
Sebagai gambaran, awalnya PTBA merencanakan produksi batubara mencapai 30,3 juta ton hingga akhir tahu ini. Jumlah tersebut naik 4% dari realisasi tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk volume penjualan batubara, PTBA menargetkan bisa menjual 29,9 juta ton, yang terdiri dari penjualan batubara domestik sebesar 21,7 juta ton dan penjualan batubara ekspor sebesar 8,2 juta ton. Jumlah tersebut meningkat 8% dari realisasi penjualan batubara pada akhir 2019.
Pemangkasan juga dilakukan dengan pertimbangan pengiriman batubara ke pasar terhambat. Misalnya, pengiriman ke India kemungkinan terganggu pada kuartal II karena negara ini menerapkan karantina wilayah.
Di kuartal kedua, India tidak total lockdown. PTBA masih bisa melakukan penjualan ke India, namun hanya ke pelabuhan yang dikelola swasta. "Jumlahnya pun tidak besar," ungkap Direktur Keuangan Bukit Asam Mega Satria.
PTBA mencari pasar baru
Melansir laporan keuangan per kuartal I-2020, penjualan batubara ke India menjadi yang terbesar setelah domestik. Penjualan ke India mencapai Rp 651,05 miliar atau 12,73% dari total pendapatan.
Salah satu upaya yang dilakukan PTBA adalah melakukan perluasan dan mencari pasar baru di kuartal kedua tahun ini. PTBA telah melakukan penjualan ke pasar baru seperti Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand, Vietnam, Hong Kong, hingga Korea Selatan. "Kami mencoba substitusi ke pasar ekspor yang tidak terdampak Covid-19," sambung Mega.
Selain itu, PTBA juga tidak menampik serapan energi listrik untuk industri dalam negeri saat ini dalam kondisi menurun, setidaknya mulai April 2020. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Indonesia Power pun sudah mengajukan penurunan pasokan batubara dari PTBA.
Arviyan menambahkan, PTBA tetap menjalankan efisiensi. Antara lain, melakukan upaya penurunan harga pokok penjualan (HPP) melalui penerapan optimasi biaya jasa penambangan. Efisiensi ini menekan rasio pengupasan (stripping ratio) dan jarak angkut paling optimal.
PTBA juga akan melakukan optimasi jam jalan alat serta penghematan bahan bakar minyak (BBM). Saat ini PTBA juga tengah melakukan upaya negosiasi tarif dengan beberapa mitra kerja utama.
Untuk diketahui, per kuartal I-2020 emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini membukukan pendapatan Rp 5,12 triliun, turun 4,01% secara year-on-year. Sementara laba bersih merosot 20,5% jadi Rp 903,24 miliar.