FAC News

Baru 50%, BCA Hentikan Penerbitan Obligasi Berkelanjutan
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tak jadi merealisasikan rencana penerbitan obligasi subordinasinya yang direncanakannya sejak dua tahun lalu. Perusahaan hanya melakukan penerbitan setengah dari total nilai target surat utang yang akan diterbitkan tersebut.
Perusahaan memutuskan untuk menghentikan penawaran umum untuk surat utangnya yang akan habis masanya pada bulan ini. Penghentian ini dilakukan mengingat kondisi fundamental perusahaan yang saat ini dinilai masih baik dari sisi permodalan dan likuiditas.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebelumnya perusahaan telah menerbitkan obligasi subordinasi dalam bentuk penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahap I senilai Rp 500 miliar pada 2018. Penerbitan ini dilakukan dalam dua tenor, yakni Rp 435 miliar untuk seri I dan Rp 65 miliar untuk seri B.
Sisa nilai penawaran tersebut masih ada sebanyak Rp 500 miliar atau 50% dari target penerbitan sebelumnya senilai Rp 1 triliun.
Adapun hingga kuartal I-2020 lalu, bank yang terafiliasi dengan grup Djarum ini membukukan kenaikan aset sebesar 6,08% secara year on year (bank only) atau sebesar 5,87% yoy (secara konsolidasi). Nilai aset selama kuartal I/2020 adalah sebesar Rp 953,70 triliun (bank only) dan secara konsolidasi sebesar Rp 972,93 triliun."Dengan mempertimbangkan posisi permodalan dan likuiditas BCA yang kokoh, tercermin dari posisi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,8% (sebagian besar merupakan tier I capital sebesar 22,8%), Load to Deposit Ratio (LDR) 80,5% dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) yang mencapai 276,3% per Desember 2019, maka BCA memutuskan untuk melakukan penghentian penawaran umum berkelanjutan obligasi subordinasi berkelanjutan I Bank Central Asia sebelum berakhirnya periode 2 tahun," tulis keterbukaan tersebut, Rabu (17/6/2020).
Dari sisi penyaluran kredit, secara individual bank dan konsolidasi BBCA juga meningkat selama kuartal I/2020 yakni masing-masing sebesar 1,6% yoy.
Penyaluran kredit secara secara individual bank selama kuartal I/2020 mencapai Rp 597,73 triliun dari periode yang sama 2019 yakni Rp 588,25 triliun, sementara secara konsolidasi adalah senilai Rp 596,41 triliun dari sebelumnya Rp 586,94 triliun.
Adapun, loan to deposit ratio BBCA pada kuartal pertama tahun ini turun menjadi 77,64% dari tahun sebelumnya 81,03%.Hingga periode triwulan pertama, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross mengalami sedikit kenaikan menjadi 1,60% dari sebelumnya 1,47%. Sedangkan NPL net juga meningkat menjadi 0,59% dari 0,50% pada periode tahun lalu.