APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Ancora Indonesia Resources (OKAS) Berkeinginan Mengembangkan Bisnis Asam Nitrat

Administrator - 05/03/2020 10:08

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Besar di bisnis bahan baku bahan peledak berupa amonium nitrat, tak membuat manajemen PT Ancora Indonesia Resources Tbk puas. Perlahan mereka berharap bisa membesarkan sejumlah lini bisnis lain. Sebut saja bisnis asam nitrat yang merupakan produk setengah jadi dari amonium nitrat. "Margin asam nitrat lebih bagus dibandingkan dengan amonium nitrat karena permintaannya besar dari pemilik smelter meskipun tidak semua smelter menggunakan asam nitrat," kata Rolaw P. Samosir, Direktur Utama PT Ancora Indonesia Resources Tbk saat dihubungi KONTAN, Rabu (4/3).

Tahun lalu, Ancora Indonesia memproduksi 2.000 metrik ton (mt) asam nitrat. Lantas tahun ini, perusahaan berkode saham OKAS di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut membidik kenaikan produksi hingga tiga kali lipat atau sebanyak 6.000 mt. Target peningkatan produksi asam nitrat 2020 tak ayal mempengaruhi target produksi amonium nitrat. Ancora Indonesia mengaku tak muluk-muluk mengejar target produksi amonium nitrat yakni 123.977 mt.

Kalau target produksi amonium nitrat tahun ini terpenuhi, Ancora Indonesia mencatatkan kenaikan produksi sebesar 6,45% year on year (yoy). Sebagai perbandingan, realisasi produksi amonium nitrat tahun lalu mencapai 116.462 mt atau naik 23,61% ketimbang 2018 yang sebanyak 94.215 mt. Selain asam nitrat, Ancora Indonesia juga sedang mengawal pengembangan tambang emas melalui anak usaha bernama PT Indotan Lombok Barat Bangkit.

Hingga akhir Desember tahun lalu, Indotan Lombok Barat telah memperoleh Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) seluas 272,04 hektare (ha) dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Sebelumnya pada Januari 2019, Indotan Lombok Barat telah mengantongi Izin Usaha Penambangan Operasi Produksi (IUP OP) selama 20 tahun dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Perolehan izin itu termasuk perpanjangan hingga 2x10 tahun.

Sementara saat ini, Indotan Lombok Barat sedang menjalani proses penentuan batas area kerja. Setelah proses tersebut rampung, tahap selanjutnya adalah pengerjaan joint ore reserves committee (JORC). Ancora Indonesia juga ingin memperkuat bisnis jasa energi yang berjalan melalui PT Bormindo Nusantara. Harapannya, ke depan Bormindo Strateginya dengan memperluas cakupan jasa yang ditawarkan demi menambah pelanggan. Bormindo Nusantara tak cuma meladeni jasa minyak dan gas (migas) saja melainkan juga jasa dalam bidang panas bumi dan tambang mineral.

Alokasi capex

Biarpun Ancora Indonesia menggagas sejumlah bisnis sampingan, tahun ini amonium nitrat masih akan menjadi tulang punggung utama pendapatan. Mereka membidik total pendapatan US$ 170 juta. Kontribusi pendapatan Ancora yang berasal dari amonium nitrat bisa mencapai 46%, proyeksi Rolaw. Sebanyak 33% di antaranya adalah proyeksi kontribusi pendapatan dari produksi amonium nitrat melalui anak usaha bernama PT Multi Nitrotama Kimia. Lalu, 13% kontribusi pendapatan dari perdagangan amonium nitrat.

Demi memuluskan rencana bisnis 2020, Ancora Indonesia menyediakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 8,5 juta. Sekitar US$ 3,5 juta capex untuk melanjutkan pembangunan pabrik booster di Kalimantan Timur melalui Multi Nitrotama Kimia. Target operasi komersial pabrik booster pada kuartal IV-2020. Keberadaannya nanti bakal memperkuat lini bisnis bahan baku bahan peledak Ancora Indonesia.

Ancora Indonesia juga mengalokasikan US$ 1 juta dana belanja modal untuk membeli suku cadang bagi kebutuhan Bormindo Nusantara. Tujuannya untuk menunjang aktivitas jasa penambangan migas perusahaan tersebut. Lantas, sekitar US$ 3 juta-US$ 4 juta capex untuk membiayai pengerjaan proyek tambang emas Indotan Lombok Barat tadi. Target operasional tambang emas pada kuartal IV tahun depan.

Filter