FAC News
![](https://facsekuritas.co.id/storage/media/original/akra1.png)
AKR Corporindo (AKRA) Memacu Bisnis BBM dan Lahan Industri di Tahun 2020
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk mencatatkan kinerja kurang bagus pada tahun lalu. Namun emiten berkode saham AKRA di Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis kinerja tahun ini bakal lebih baik dengan target pertumbuhan laba bersih 15%-20%. AKRA akan mendorong kinerja melalui penjualan lahan industri di Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik Jawa Timur dan memacu bisnis bahan bakar minyak (BBM).
AKRA belum merilis kinerja di sepanjang tahun 2019. Namun hingga 30 September 2019, mereka mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 10,16% year on year (yoy) menjadi Rp 15,11 triliun. Sedangkan laba bersihnya merosot 56,43% yoy menjadi Rp 565,24 miliar.
Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu menganalisis prospek bisnis AKRA akan membaik pada tahun ini. Permintaan lahan di kawasan JIIPE berpotensi meningkat. Pada 2017, AKRA berhasil menjual lahan di JIIPE seluas 28 hektare (ha). "Tahun 2018-2019, penjualan (lahan) melemah karena faktor politik. Kini investor mulai berminat lagi membeli lahan di JIIPE," ujar Suresh kepada KONTAN, Selasa (3/3).
Manajemen AKRA mengincar penjualan lahan kawasan industri tersebut sekitar 20 ha hingga 30 ha pada tahun ini. Salah satu perusahaan yang sudah pasti menempati lahan di JIIPE adalah PT Freeport Indonesia untuk smelter tembaga seluas 103 ha. Suresh merahasiakan perusahaan nasional dan internasional lainnya yang berminat membeli lahan di JIIPE. Selain investor baru, perusahaan lama di JIIPE bisa memberikan andil bagi perkembangan bisnis kawasan industri AKRA. Misalnya dengan memperluas area yang dimiliki perusahaan bersangkutan.
"Ada beberapa perusahaan yang sudah membeli lahan di tahun 2015-2018 dan ingin menambah lahan lagi. Alasannya, mereka ingin memindahkan pabriknya ke JIIPE untuk konsolidasi bisnis," kata dia. Dengan potensi itu, Suresh menghitung kontribusi pendapatan dari kawasan industri JIIPE bisa mencapai 20% pada tahun ini. Hingga September 2019, pendapatan AKRA dari lahan kawasan industri dan lainnya hanya Rp 61,10 miliar. Total pendapatan AKRA pada periode itu mencapai Rp 15,11 triliun. Di bisnis perdagangan dan distribusi BBM, AKRA optimistis bisa meningkatkan volume dari tahun lalu yang hanya 2,1 juta kiloliter (kl). Tahun ini, AKRA mendapatkan alokasi distribusi BBM bersubsidi sebanyak 234.000 kl.
Dari sana, Suresh memperkirakan ada potensi peningkatan volume distribusi BBM sebanyak 10%-25% di tahun ini. "Permintaan BBM dari sektor industri kemungkinan meningkat," ungkap Suresh. AKRA juga mengembangkan bisnis BBM di sektor ritel. Bekerja sama dengan BP, AKRA membentuk anak usaha patungan yaitu Aneka Petroindo Raya untuk mengelola bisnis penjualan BBM ritel. Suresh bilang, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) BP-AKR saat ini sudah berjumlah 14 unit. BP-AKR menargetkan membuka 350 unit SPBU di Indonesia dalam 10 tahun ke depan.