FAC News

Permintaan Etanol Terdongkrak Hand Sanitizer
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan etanol di dalam negeri melonjak seiring dengan kenaikan permintaan hand sanitizer atawa pembersih tangan. Kemampuan produksi lokal sebenarnya sangat mumpuni. Namun para produsen menghadapi tantangan ketersediaan bahan baku etanol yakni tetes tebu atau molase.
Hendra Setiawan, Marketing Manager International Trading PT Molindo Raya Industrial mengatakan, stok molase semakin berkurang karena banyak diekspor sejak tahun lalu. "Pembatasan ekspor molase perlu karena justru saat ini permintaan di global besar," katanya saat dihubungi KONTAN, (20/3).
Menipisnya kecukupan molase kemudian menyebabkan harga jual naik menjadi Rp 2.300 per kilogram (kg) sejak awal tahun. Padahal semula kisaran harga jual molase Rp 1.600-Rp 1.700 per kg. Alhasil, persentase kenaikannya antara 35,29%-43,75%.
Adapun Molindo Raya masih memiliki stok molase untuk kebutuhan produksi etanol sampai Mei atau Juni 2020 mendatang. Hingga kini, mereka mempertahankan utilitas pabrik dengan volume produksi mencapai 80 juta liter per tahun. Perusahaan tersebut menjajakan etanol di pasar dalam negeri.
Molindo Raya merupakan anak usaha PT Madusari Murni Indah Tbk. Perusahaan yang beroperasi sejak tahun 1973 itu beroperasi di Malang, Jawa Timur. Sampai 30 September 2019, etanol merupakan kontributor terbesar bagu Madusari.
Selain perkara ketersediaan bahan baku, Hendra yang sekaligus menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jendral Asosiasi Etanol (Asendo) menjalaskan jika pelaku industri etanol dalam negeri juga menghadapi tantangan baru berupa pembebasan cukai impor etanol untuk keperluan produksi hand sanitizer.
Ketimbang mengimpor, lebih tepat jika pemerintah mengamankan ketersediaan bahan baku etanol sehingga laju produksi dalam negeri juga terdongkrak.
Setali tiga uang, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) memastikan jika kemampuan pelaku industri etanol di dalam negeri sebenarnya lebih dari cukup. Asosiasi tersebut menaungi industri biodiesel juga mewadahi industri bioetanol.
Aprobi mencatat, kebutuhan etanol dalam negeri sekitar 90 juta liter-100 juta liter per tahun. Sementara kapasitas produksi etanol saat ini mencapai 180 juta liter. Lalu kapasitas terpasang maksimal pabrik bisa mencapai 245 juta liter per tahun.
Seiring dengan lonjakan permintaan hand sanitizer di tengah upaya pencegahan wabah virus corona, Aprobi memperkirakan permintaan etanol pun meningkat hingga 20% dibandingkan dengan periode biasa.
"Jika ada kenaikan, kapasitas produksi nasional masih memadai karena cukup besar," tutur Master Parulian Tumanggor, Ketua Umum Aprobi kepada KONTAN, Kamis (19/3).
Sementara hingga kini belum ada kenaikan harga yang signifikan pada produk etanol. Sepanjang bahan baku etanol berupa tetes tebu tercukupi, para pelaku industri menyatakan harga jual produk mereka bakal relatif stabil.