APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Mulia Industrindo (MLIA) Memacu Pasar Lokal

Administrator - 06/04/2020 10:15

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bukan pebisnis namanya jika tak pandai mencari peluang. Manajemen PT Mulia Industrindo Tbk masih melihat potensi pertumbuhan bisnis di tengah keterbatasan lantaran efek wabah corona. Produsen kaca lembaran, botol, dan gelas tersebut meyakini pasar domestik masih tetap menjanjikan.

Adapun pasar domestik menjadi pilihan karena Mulia Industrindo tak bisa memacu penjualan ekspor. Agenda penjualan produk ke luar negeri sepanjang tahun ini terkendala kebijakan lockdown sejumlah negara. Salah satunya adalah Malaysia yang menjadi negara tujuan ekspor perusahaan tersebut.

Namun, pada saat yang sama, kebijakan lockdown ditambah dengan tren kenaikan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah mendatangkan keberuntungan lain. Mulia Industrindo menaksir, kondisi tersebut akan menghadang masuknya produk kaca impor. "Sehingga kami berharap bisa mengisi peluang tersebut," terang Henry Bun, Sekretaris Perusahaan PT PT Mulia Industrindo Tbk saat dihubungi KONTAN, Jumat (3/4).

Informasi saja, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (3/4) pekan lalu berada pada level Rp 16.464 per dollar AS. Nilai tukar mata uang garuda sudah melemah 18,44% dalam periode year to date (ytd) atau sejak akhir tahun lalu (31/12/2019) yang tercatat Rp 13.901 per dollar AS.

Tak sekadar mengincar pasar domestik lebih besar, Mulia Industrindo bakal memiliki kemampuan produksi yang lebih mumpuni. Kalau tak meleset, akhir semester I 2020 nanti, perusahaan berkode saham MLIA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut akan mengoperasikan pabrik baru dengan kapasitas produksi 140 ton botol kaca per hari dan 75 ton glass block atau balok kaca per hari.

Sejauh ini, Mulia Industrindo sudah menjalankan pabrik dengan kemampuan produksi 310.035 ton botol kaca dan balok kaca setiap tahun. Alhasil, operasional pabrik anyar akan mengungkit kapasitas produksi terpasang menjadi 310.250 ton.

Menurut pemberitaan KONTAN sebelumnya, rencana penambahan kapasitas berlangsung sejak kuartal III tahun lalu. Pengadaan mesin dan fasilitas produksi menghabiskan anggaran hingga US$ 34 juta.

Karena masih optimistis, Mulia Industrindo berani mematok penjualan Rp 4,2 triliun hingga tutup tahun 2020. Target tersebut 7,97% year on year (yoy) lebih tinggi ketimbang tahun lalu yang tercatat Rp 3,89 triliun.

Adapun realisasi penjualan bersih Mulia Industrindo tahun 2019 sebenarnya turun 30,29% yoy. Segendang sepenarian, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih susut 32,95% yoy menjadi Rp 126,77 miliar (lihat tabel).

Manajemen Mulia Industrindo menjelaskan penjualan turun karena sejak 1 Januari tahun lalu tidak lagi menjual produk keramik. "Sedangkan tahun 2018, kami masih menjual sebagian produk keramik," kata Henry.

Selain itu, tahun lalu MLIA mengaku mesti mengekor China untuk menurunkan harga kaca lembaran di pasar luar negeri. China memangkas harga jual lantaran kondisi pasar kaca lembaran regional turun. Sementara Negeri Panda merupakan pemain pasar.

Kondisi hampir sama terjadi di dalam negeri. Tahun lalu Mulia Industrindo memberikan harga promosi demi mempertahankan dekapan pangsa pasar.

Asal tahu, tahun 2018, Mulia Industrindo memang masih mengantongi Rp 1,52 triliun dari penjualan keramik. Namun, penjualan dua tahun lalu itu juga masih lebih tinggi ketimbang 2019 meskipun mengecualikan segmen keramik. Segmen penjualan kaca lembaran, botol, dan gelas tercatat Rp 4,06 triliun.

Mulia Industrindo telah menjual 799,2 juta saham anak usaha di bisnis keramik yakni PT Muliakeramik Indahraya pada 18 September 2017. Pembelinya adalah PT Eka Gunatama Mandiri, pemegang saham mayoritas yang memiliki 41,45% saham MLIA. Penjualan itu setara 99,9% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada Muliakeramik dan bernilai Rp 425 miliar.

Filter