APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Beban Membengkak, Indika Energy (INDY) Rugi Hingga US$ 18,16 Juta

Administrator - 01/04/2020 08:13

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang melemah turut berimbas pada kinerja keuangan PT Indika Energy Tbk (INDY).

Tahun lalu, Indika Energy membukukan pendapatan US$ 2,78 miliar, turun 6,08% dari pendapatan tahun 2018 yang mencapai US$ 2,96 miliar.

Pendapatan dari penjualan ekspor batubara ke pelanggan luar negeri masih menjadi tulang punggung Indika Energy, yang tahun lalu mencapai US$ 1,38 miliar atau 49,7% dari total pendapatan. Penjualan batubara ke pasar domestik mencapai US$ 513,88 juta, atau 21% dari pendapatan total.

Sementara itu, pendapatan dari kontrak dan jasa mencapai US$ 822,21 juta. Jumlah ini naik dari realisasi 2018 yang hanya US$ 713,76 juta.

Namun, beban Indika Energy naik hampir di setiap pos. Tercatat, tahun lalu beban pokok penjualan emiten tambang batubara ini mencapai US$ 2,35 miliar, atau naik 1,46% dari tahun sebelumnya.

Kondisi keuangan emiten ini makin berat setelah membukukan pembengkakan kerugian yang belum direalisasi atas instrumen keuangan derivatif (hedging reserve) menjadi US$ 21,75 juta dari sebelumnya US$ 1,4 juta.

Alhasil, tahun lalu Indika Energy membukukan kerugian bersih senilai US$ 18,16 juta. Padahal tahun sebelumnya, Indika Energy masih mencetak laba bersih senilai US$ 80,07 juta.

Kinerja Indika akan stagnan tanpa diversifikasi

Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menilai kinerja Indika Energy akan stagnan apabila hanya bertumpu pada ekspor batubara. Sebab, penurunan harga minyak mentah dan batubara biasanya terjadi bersamaan.

"Situasi ini telah menimbulkan kekhawatiran penurunan harga minyak akan semakin dalam mendorong harga batubara turun," terang Catherina, Selasa (31/3).

Harga minyak sudah turun sekitar 60% year on year. Sementara harga batubara turun sekitar 29%.

Oleh karena itu, Catherina menilai, jika Indika Energy hanya bertahan pada ekspor batubara dan tidak melakukan diversifikasi seperti gasifikasi atau elektrifikasi, maka kinerjanya diperkirakan akan stagnan tahun ini.

Namun, dia memperkirakan, penurunan harga komoditas tambang tidak akan sedalam harga minyak mentah. Pasalnya, harga batubara mulai terlihat stabil di beberapa bulan pertama 2020, dengan harga rata-rata US$ 68,01 per metrik ton.

Indika Energy sejatinya sudah memulai diversifikasi bisnis ke non batubara. Salah satunya, Indika Energy mengelola tambang emas Awak Mas di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Lewat anak usahanya, Indika Mineral Investindo (IMI), Indika Energy memiliki 52,6% saham PT Masmindo Dwi Area, mitra INDY dalam proyek tambang emas Awak Mas.

Dalam catatan KONTAN, tambang emas Awak Mas memiliki potensi cadangan emas sebanyak 1,1 juta ons troi serta sumber daya sebesar 2 juta ons troi. Namun, operasional tambang ini masih belum dimulai.

Harga saham INDY kemarin ditutup di Rp 695, naik 2,21% dari hari sebelumnya.

Filter