FAC News

19,30 Persen dari Laba, RUPS PAM Mineral (NICL) Restui Pembagian Dividen Rp28,98 Miliar
EmitenNews.com -PT PAM Mineral Tbk (NICL) berencana untuk melakukan pembagian dividen tunai untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 sebesar 19,30 persen dari laba bersih yang diperoleh perseroan.
Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka menyebutkan, akan membagikan dividen sebanyak 19,30 persen dari laba tahun buku 2022 atau setara Rp 28,98 miliar. Dengan begitu, setiap pemegang saham akan mendapatkan dividen tunai senilai Rp 3 per saham.
Ruddy menyatakan, rencana pembagian dividen tunai ini telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) NICL yang telah diselenggarakan pada hari ini.
Sepanjang 2022 lalu, NICL diketahui telah berhasil membukukan penjualan sebesar Rp1,13 triliun. Nilai tersebut tumbuh hingga 170 persen dibanding realisasi penjualan pada 2021, yang masih sebesar Rp419,45 miliar.
Dari torehan tersebut, perusahaan sukses menyisihkan laba bersih sebesar Rp150,21 miliar, melesat hingga 230 persen dibanding catatan laba pada 2021 yang masih sebesar Rp45,5 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai ekuitas per 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp497,32 miliar. Nilai tersebut melonjak 43 persen dibanding catatan tahun sebelumnya, yang masih sebesar Rp347,09 miliar.
Selain menentukan nominal dividend, agenda RUPST NICL juga membahas perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum.
Alasan NICL melakukan perubahan atas sisa dana hasil penawaran umum dan hasil pelaksanaan waran, karena bermaksud melakukan peningkatan produksi pada 2023 menjadi sebesar 2,6 juta MT meningkat dari produksi tahun 2022 sebesar 2,1 juta MT.
Peningkatan produksi didasari dengan adanya kenaikan harga yang cukup signifikan dan lebih kompetitif untuk Harga Patokan Mineral (HPM) dan permintaan yang cukup tinggi dari konsumen di tahun 2023.
Diharapkan dengan adanya peningkatan produksi akan memberikan dampak yang positif bagi kinerja operasional dan keuangan NICL yang nantinya akan tercermin dalam peningkatan laba bersih.
Di sisi lain, NICL juga mempertimbangkan situasi geopolitik internasional yang masih belum kondusif yang akan mempengaruhi terhadap harga solar Industri yang merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi. Hal ini akan menyebabkan semakin besarnya modal kerja yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi.
Sebagai gambaran, Tren pertumbuhan kinerja yang positif juga berhasil dipertahankan NICL hingga triwulan I-2023, di mana pada periode tersebut perusahaan sukses meraup nilai penjualan sebesar Rp254 miliar.
Nilai tersebut tumbuh sekitar 14,71 persen dari catatan penjualan pada periode sama tahun lalu, yang masih sebesar Rp222 miliar. Dari hasil penjualan yang berhasil diraup, NICL sukses membukukan laba usaha sebesar Rp77 miliar, melesat jauh hingga 216,77 persen dibanding realisasi laba usaha pada triwulan I-2022 yang masih sebesar Rp24,5 miliar.
Sedangkan laba bersih melonjak sebesar 135 persen menjadi Rp58,21 miliar, dari sebelumnya Rp24,73 miliar.
Sedangkan dari segi aset perusahaan, per 31 Maret 2023 nilai aset NICL tercatat sebesar Rp692 miliar, meningkat 15,18 persen dibanding posisi akhir tahun lalu. Selain itu, Perseroan juga berhasil menumbuhkan ekuitas sebesar 15,05 persen dari posisi ekuitas per 31 Desember 2022, menjadi Rp572 miliar per 31 Maret 2023.