APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Toba Bara Sejahtra (TOBA) Menjaga Cadangan Batubara Jangka Panjang

Administrator - 08/01/2020 10:11

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski harga batubara masih tak menentu, PT Toba Bara Sejahtra Tbk memastikan akan memproduksi 4 juta hingga 5 juta ton batubara sepanjang tahun ini. Proyeksi itu tidak jauh berbeda dengan target produksi batubara tahun lalu yang mencapai 5 juta ton.

Direktur PT Toba Bara Sejahtra Tbk Pandu Patria Sjahrir mengatakan, pihaknya berusaha menjaga cadangan batubara jangka panjang dan memastikan setiap ton batubara yang mereka produksi bisa menghasilkan keuntungan maksimal.

Atas dasar itu, produksi sebanyak 4 juta-5 juta ton batubara merupakan target ideal bagi perusahaan, baik dari sisi operasional maupun keuangan. "Secara realisasi produksi, selama ini kami selalu dapat mencapai angka produksi dan sesuai target yang dicanangkan di awal tahun," terang dia, Selasa (7/1).

Namun emiten dengan kode saham TOBA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini belum merilis hasil produksi batubara sepanjang tahun 2019. Hingga kuartal ketiga tahun lalu, perusahaan tambang ini telah memproduksi sebanyak 3,3 juta ton batubara.

Terkait produksi batubara untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO), Pandu bilang, Toba Bara sudah mampu memenuhi kewajiban 25% DMO batubara melalui mekanisme transfer kuota.

Manajemen Toba Bara juga akan menempuh upaya yang sama untuk memenuhi kuota DMO batubara pada tahun ini. Per 30 September 2019, pendapatan TOBA dari sektor pertambangan batubara senilai US$ 234,23 juta. Adapun total pendapatan TOBA mencapai US$ 355,12 juta.

Di sisi lain, Toba Bara masih fokus merampungkan sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Untuk percepatan penyelesaian proyek PLTU tersebut, TOBA menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 160 juta. Jumlah itu lebih tinggi ketimbang capex tahun lalu senilai US$ 120 juta.

Menurut Pandu, saat ini TOBA berupaya menyelesaikan proyek PLTU Sulbagut-1 di Gorontalo dan PLTU Sulut-3 di Minahasa dengan kapasitas masing-masing 120 megawatt (MW). Untuk saat ini, kedua proyek tersebut masih dalam tahap konstruksi fisik.Sedangkan sumber capex TOBA di tahun ini berasal dari kombinasi utang dan ekuitas. "Kami juga masih memiliki fasilitas project financing yang tersedia sejak proyek PLTU Sulbagut-1 dan PLTU Sulut-3 mencapai fase financial close masing-masing di 2017 dan 2018 silam," ungkap dia.

Proyek PLTU Sulbagut-1 ditargetkan selesai pada kuartal IV-2020, sedangkan PLTU Sulut-3 bisa kelar pada kuartal III-2021.

Di luar itu, Pandu menyangkal adanya rumor Luhut Panjaitan, pemilik Toba Bara, mengakuisisi 20%-25% kepemilikan Mitsubishi di Blok Kangean. "Kami ingin klarifikasi rumor tersebut tidak benar," tutur dia.

TOBA tetap akan fokus pada rencana mereka menjadi perusahaan energi terpadu. Selain menggarap proyek PLTU Sulbagut-1 dan Sulut-3, emiten ini memiliki aset PLTU di Probolinggo, Jawa Timur. Hal ini berkat kepemilikan 5% saham PT Paiton Energi yang mengelola PLTU tersebut.

Dengan porsi 5% saham, kapasitas PLTU Paiton yang menjadi aset TOBA sebesar 102,3 MW. Secara keseluruhan, PLTU Paiton memiliki kapasitas mencapai 2.045 MW. Begitu kedua proyek PLTU di kawasan Sulawesi selesai, Manajemen Toba Bara mengharapkan pendapatan dari sektor kelistrikan akan meningkat secara signifikan.

"Kami memperkirakan porsi pendapatan dari bisnis pembangkit listrik akan mencapai 50% dari total pendapatan perusahaan," ungkap Pandu.

Di kuartal III-2019, TOBA meraih total pendapatan US$ 355,12 juta. Adapun pendapatan dari sektor pembangkit listrik US$ 116,93 juta.

Filter