APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Wabah Corona Turut Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bukit Asam (PTBA)

Administrator - 12/03/2020 09:22

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona masih merebak dan berdampak terhadap kondisi perekonomian global.

Hal ini juga berefek negatif terhadap permintaan pasokan energi, termasuk batubara. Apalagi, China yang terpapar virus corona memegang pengaruh signifikan terhadap pasar batubara dunia.

Kendati begitu, PT Bukit Asam Tbk masih optimistis bisa mencapai target produksi dan penjualan yang telah mereka rancang.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Hadis Surya Palapa mengungkapkan, pasar domestik masih menopang penjualan batubara Bukit Asam.

Pada tahun 2020 ini, porsi ekspor batubara emiten berkode PTBA ini berkisar di angka 35%-40% dari total rencana penjualan.

Meski dari sisi penjualan tidak begitu terdampak, Hadis tak menampik bahwa secara finansial,  situasi saat ini bisa berpengaruh bagi kinerja PTBA.

"Menurut pandangan kami,  korona memang berdampak secara finansial bagi kelangsungan bisnis perseroan. Namun tidak terlalu signifikan. Di tahun 2020 porsi ekspor hanya 35%-40% dari total rencana penjualan," kata Hadis kepada KONTAN, Senin (9/3).

Sejatinya, dalam tiga bulan terakhir, hanya ada satu pengapalan batubara PTBA ke China.

Atas dasar itu, Hadis menyebutkan, PTBA akan memfokuskan penjualan ke pasar potensial lain.

Di sisi lain, PTBA terus memperkuat porsi penjualan ke pasar domestik agar bisa lebih tinggi dari tahun lalu.

"Kami mulai memfokuskan penjualan ke pasar potensial lainnya dan tak lupa di tahun ini porsi penjualan domestik diupayakan untuk upgrade dari tahun sebelumnya," ungkap dia tanpa memerinci pasar potensial yang dimaksud.

Dalam catatan KONTAN, tahun ini, PTBA justru berencana menaikkan produksi.

Di tahun 2020, PTBA menargetkan produksi sebesar 30,3 juta ton batubara atau naik sekitar 4% dari realisasi tahun 2019 yang mencapai 29,1 juta ton.Yang terang, emiten pelat merah ini menargetkan bisa menjual 29,9 juta ton batubara dengan rincian 21,6 juta ton untuk pasar domestik dan 8,3 juta ton untuk pasar ekspor.

Target ini naik 8% dari realisasi penjualan sepanjang 2019 yang sebesar 24,7 juta ton batubara.

Peningkatan target penjualan ini ditopang oleh target penjualan ekspor untuk batubara medium to high calorie ke premium market sebesar 2,3 juta ton.

Hadis juga optimistis dengan indeks harga batubara yang akan bergerak ke arah yang positif. Hal itu seiring dengan kebutuhan batubara di China.

Dengan demikian,  indeks harga batubara juga perlahan akan bergerak naik.

"Kami masih optimistis angka indeks perlahan akan bergerak naik karena kebutuhan pasokan di China akan suplai batubara impor semakin menipis," papar Hadis.

Asal tahu saja, harga batubara yang tercermin dari Harga Batubara Acuan (HBA) naik tipis dalam dua bulan terakhir.

Pada Februari, HBA naik tipis 1,45% dari bulan sebelumnya menjadi US$ 66,89 per ton. Sementara HBA Maret tercatat US$ 67,08 per ton, naik tipis sebesar 0,28%.

Sembari terus mencermati kondisi pasar batubara global, Bukit Asam juga masih disibukan dengan penyelesaian sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Saat ini, perusahaan tambang tersebut  sedang menggarap proyek PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 dan PLTU Feni Halmahera Timur.

Nilai investasi untuk pembangunan PLTU Sumsel 8 mencapai US$ 1,68 miliar. PLTU Sumsel 8 dikelola PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP).

Perusahaan ini merupakan konsorsium antara PTBA dan China Huadian Hongkong Company Ltd.

Filter