FAC News
Lautan Luas (LTLS) Resmikan Proyek Solar Panel, Perkuat Energi Bersih
EmitenNews.com – Anak usaha PT Lautan Luas Tbk (LTLS) yang memproduksi bahan makanan FiberCreme, kembali menegaskan komitmennya terhadap bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Salah satu langkah komitmennya dengan meresmikan pemasangan 1.416 panel surya dengan kapasitas 635 kW. Pemasangan panel surya diadakan di area pabrik Mojokerto, Jawa Timur.
Langkah ini sebagai bagian dari upaya besar perusahaan dalam mendukung energi bersih di Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Bidang Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur.
Untuk mempercepat pembentukan ekosistem investasi berkelanjutan, PT Lautan Luas Tbk (LTLS) juga terus fokus menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan di seluruh rantai pasokan, termasuk pada upaya-upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, efisiensi energi, pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, dan penggunaan bahan baku yang berkelanjutan.
Selain Solar Panel, anak usaha LTLS yang bergerak dibidang support services juga membangun gudang dengan konsep green building di Cikarang.
Gudang baru ini dibangun di atas lahan seluas 1,9 hektar dan dirancang untuk memiliki kapasitas dry storage yang mampu menampung hingga 20.000 posisi palet. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan efisiensi penyimpanan secara signifikan.
Corporate Communication & Investor Relations Manager Lautan Luas Eurike Hadijaya menambahkan LTLS percaya bahwa menanamkan nilai keberlanjutan dan target pada setiap sisi kegiatan operasi adalah investasi dalam masa depan yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, LTLS terus memperkuat komitmennya terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab, inovasi berkelanjutan, dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan.
“Kami sangat antusias dengan dimulainya pembangunan gudang baru ini. Fasilitas ini merupakan bagian dari strategi kami untuk memperkuat sektor logistik Lautan Luas,” kata Eurike dalam keterangan resminya.
Selain berinvestasi dalam energi hijau, Lautan Luas juga ikut menanamkan investasi demi masa depan yang berkelanjutan dan juga mendukung konservasi alam.
Terbaru, LTLS juga baru saja mengadakan program Tanam 10.000 Bibit Bakau di Pesisir Mauk sebagai upaya mengurangi emisi karbon.Kegiatan ini juga mendukung pemerintah Indonesia agar bisa mencapai rencana menurunkan emisi 29% pada tahun 2030 sesuai dengan Paris Agreement.
Program Taman Bakau Lautan Luas ini pengembangan program Kampung Lautan Luas yang telah di inisiasi LTLS di ulang tahun yang ke-70.
Dalam kegiatan volunteer, karyawan PT Lautan Luas Tbk dari berbagai departemen bersama-sama menanam bibit bakau di Taman Mangrove Ketapang, Mauk.
Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem pesisir yang memiliki peran penting dalam mengurangi emisi karbon, mencegah abrasi, melestarikan keanekaragaman hayati, dan memitigasi dampak perubahan iklim.
Emiten distribusi bahan kimia ini memastikan bahwa setiap target keberlanjutan yang ditetapkan adalah spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART) sebagaimana yang telah tertuang dalam Peta Jalan Keberlanjutan 2022-2031.
Prinsip berkelanjutan beriringan dengan kinerja perusahaan yang juga berlanjut positif. Selama semester I-2024 LTLS meraih pendapatan sebesar Rp 3,706 triliun. Angka tersebut naik 5,7% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,50 triliun.
"Hampir 90% dari total pendapatan kami merupakan penjualan di Indonesia, terutama kepada pelanggan B2B di industri Makanan dan minuman, Kimia, Pakan Hewan, dan Perawatan Pribadi & Rumah," kata Eurike
Pendapatan lautan luas yang meningkat mempengaruhi kinerja bottom line perusahaan. Alhasil laba bersih LTLS naik 166% menjadi sebesar Rp 136,56 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari periode sama tahun sebelumnya Rp 51,3 miliar.
Perusahaan yang baru saja merayakan ulang tahun ke-73 ini juga akan tetap berfokus untuk memperkuat bisnis pembuatan berbagai produk dari bahan kimia untuk sektor makanan-minuman dan personal home care. Selain itu, LTLS juga turut memperkuat bisnis pengolahan air bersih, berhubung perusahaan tersebut memproduksi sejumlah bahan kimia untuk keperluan pengolahan air minum dan air limbah.