APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Kinerja Itama Ranoraya (IRRA) Terpengaruh Efek Belanja Alat Kesehatan

Administrator - 06/03/2020 10:09

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun pertama menjadi perusahaan publik di 2019, PT Itama Ranoraya Tbk mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 6,07% year on year (yoy) menjadi Rp 281,75 miliar. Laba komprehensif distributor alat kesehatan (alkes) itu juga terungkit 2,48% yoy menjadi Rp 33,09 miliar. Produk diagnostik menjadi kontributor terbesar pendapatan hingga Rp 144,97 miliar. Sisanya adalah penjualan alat kesehatan non elektromedik dan produk-produk lain.

Tiga pelanggan besar dengan nilai transaksi masing-masing lebih dari 10% terhadap total pendapatan, meliputi Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, UTD PMI Provinsi DKI Jakarta dan PT Dharma Mitra Abadi. Biarpun kinerja masih tumbuh, sejatinya Itama Ranoraya merasa kurang puas. Pasalnya, perusahaan berkode saham IRRA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut semula membidik pendapatan senilai Rp 300 miliar. Penyebab melesetnya pendapatan lantaran kinerja penjualan alat kesehatan non elektromedik steril turun. Hajatan politik tahun lalu menyebabkan pemerintah menunda belanja alat kesehatan. "Hal ini tidak hanya berlaku di kami tapi juga ke pemain farmasi khususnya alat kesehatan lain," terang Pratoto S. Raharjo, Direktur PT Itama Ranoraya Tbk kepada KONTAN, Kamis (5/3).

Itama Ranoraya berharap, tertundanya serapan alat kesehatan 2019 bisa terealisasi pada tahun ini dalam bentuk carry over. Meskipun perusahaan itu sadar realisasi belanja tidak bakal instan. Adapun sepanjang tahun ini Itama Ranoraya menargetkan kenaikan pendapatan usaha 15%-18% yoy. Jadi kalau dihitung, target minimal perusahaan tersebut kurang lebih sebesar Rp 324,01 miliar. Strategi Itama Ranoraya yakni menambah sub distributor, kantor perwakilan dan cabang di Surabaya, Medan dan Bandung. Ada pula rencana perluasan kantor dan gudang berbekal anggaran sekitar Rp 12 miliar. Manajemen IRRA juga ingin menambah kerjasama dengan lebih dari dua prinsipal baru. Target realisasinya pada semester II 2020. "Saat ini kami sudah dalam proses review agreement," kata Pratoto.

Filter