FAC News

Jumlah BTS 4G Naik 19 persen, XL Axiata (EXCL) Habiskan Capex Rp9 Triliun di 2022
EmitenNews.com—PT XL Axiata Tbk (EXCL) secara resmi telah merilis laporan kinerja keuangannya di 2022 lalu. Sepanjang tahun lalu, provider telekomunikasi itu tercatat membukukan nilai pendapatan sebesar Rp29,2 triliun, atau tumbuh sekitar sembilan persen dari capaian periode sebelumnya.
Dari nilai pendapatan tersebut, EXCL berhasil menyisihkan nilai laba bersih yang dinormalisasi ( NPAT ) sebesar Rp1,1 triliun. Nilai itu tumbuh tipis sebesar satu persen dari catatan laba tahun sebelumnya.
Yang menarik, tahun lalu bisa dikatakan menjadi tahun yang cukup boros bagi EXCL, mengingat dalam laporan keuangan yang diterbitkan, dana belanja modal (capital expenditure/capex) yang mampu terserap sepanjang tahun mencapai Rp9 triliun.
"Kami memang serius untuk memperkuat dan memperluas jaringan, khususnya di luar Jawa, dengan pengeluaran capex total sebesar Rp9 triliun," ujar Presiden Direktur EXCL, Dian Siswarini, dalam keterangan resminya, Senin (20/2/2023).
Menurut Dian, hingga akhir 2022 lalu total jumlah BTS 2G dan 4G milik perusahaan telah mencapai 144.768 BTS, dengan jumlah BTS 4G sebanyak 91.632 unit.
Jumlah BTS 4G ini tersebut meningkat 19 persen bila dibanding jumlah BTS 4g pada periode sama tahun sebelumnya, dengan tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik mencapai 54 persen.
"Sementara, proses penataan ulang teknologi atau refarming 3G yang terus dilaksanakan hingga saat ini tinggal menyisakan kurang dari 1.300 BTS lagi," tutur Dian.
Dian menjelaskan, rangkaian investasi dan strategi jaringan di sepanjang 2022 diyakini bakal mampu meningkatkan kualitas pengalaman jaringan yang lebih baik.
Dengan demikian, penggunaan layanan oleh masyarakat dapat diharapkan meningkat lebih tinggi lagi. Hal ini terbukti dengan trafik yang tumbuh sebesar 22 persen secara tahunan (year on year/YoY).
Sedangkan untuk memperkuat struktur keuangan, EXCL pada 2022 lalu telah berhasil menggalang dana segar secara total sekitar Rp8 triliun.
Nilai tersebut masing-masing didapat dari penerbitan surat utang (obligasi) dan sukuk sebesar Rp3 triliun, dan melalui rights issue sebesar Rp5 triliun.
"Dana segar (yang berhasil dihimpun) ini telah memperkuat neraca dan memungkinkan kami untuk mempertahankan peringkat AAA nilai investasi yang kami miliki saat ini," tutur Dian.
Di lain pihak, EXCL juga berhasil menyeimbangkan profil utang perusahaa, sehingga diklaim lebih siap dalam menghadapi potensi kenaikan suku bunga di masa depan.
"Kami memiliki posisi keuangan yang sehat per akhir 2022, dengan utang kotor tercatat di angka Rp12,1 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA sebesar 0,49 kali. Lalu utang bersih tercatat sebesar Rp6,9 triliun," papar Dian.
Sementara, tambah Dian, EXCL sejauh ini tidak memiliki utang berdenominasi dolar AS. Kondisi tersebut dinilai cukup menguntungkan di tengah tren nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cukup fluktuatif dalam beberapa waktu terakhir.
"Sebesar 64 persen dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga floating (mengambang) dan 36 persen sisanya menggunakan suku bunga tetap," urai Dian.
Tak hanya itu, Dian juga menyebut posisi Free Cash Flow (FCF) perusahaan saat ini berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 54 persen, menjadi Rp5,2 triliun. (TSA)