FAC Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

FAC News

Indofarma (INAF) Bertransformasi Jadi Produsen Alkes, KAEF Fokus di Obat

Administrator - 22/04/2020 08:36

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) akan mengubah bisnis utamanya dengan menjadi BUMN alat kesehatan (alkes).

Saat ini kontirbusi bisnis obat pada penjualan masih 85% . Sedang penjualan alat kesehatan (alkes) baru mencapai 15%.

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto menyebut, secara bertahap INAF akan menyelaraskan bisnis dengan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

"Kami akan melepas bisnis obat yang overlapping dengan KAEF dan secara bertahap akan membesarkan bisnis alkes untuk menjadi BUMN alkes," terang dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI, Selasa (21/4).

Dalam roadmap Holding Farmasi, INAF memang didesain menjadi BUMN alkes.

Perseroan ini akan memproduksi produk medis sekali pakai, misalnya jarum suntik, benang bedah dan peralatan infus. Saat ini produk ini baru mencapai lokal konten 40%.

INAF juga akan memproduksi produk electro medical device. Produk yang tengah diproduksi antara lain alat cuci darah. INAF juga akan memproduksi ventilator.

Kemudian, INAF juga akan memproduksi rapid test kehamilan, demam berdarah, HIV dan corona.

Arief menyebut, INAF juga akan memproduksi alat pelindung diri (APD) untuk paramedis.

Sesuai roadmap ini, Arief menaksir di 2024 mendatang kontribusi Alkes kepada pendapatan sudah mencapai 50%, atau sama dengan kontribusi bisnis obat.

"Semoga kami mempertahankan tetap untung di 2020," tutur dia.

Adapun di 2019 lalu INAF mencetak pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun dengan laba bersih Rp 7,5 miliar. Sedang di 2020 pendapatan ditargetkan mencapai Rp 1,6 miliar dengan laba bersih Rp 13 miliar.

"INAF bertransformasi dari perusahaan rugi sejak 2016 menjadi perusahaan dengan performance untung," tutur Arief.

Kemarin saham INAF turun 4,15% dari Rp 1.085 pada penutupan Senin (20/4) menjadi Rp 1.040.

Bahan baku obat

Sementara, Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo mengatakan, untuk memperkuat bisnis obat, KAEF akan fokus menjadi produsen bahan baku obat.

"Kami sudah kembangkan pabrik bahan baku obat dari 2016 dan 2019 sudah beroperasi di Cikarang," imbuh Verdi.

Harapannya, pada 2023, sekitar 25,8% bahan baku obat diproduksi di dalam negeri. Dengan demikian, KAEF bisa memasok bahan baku obat ke 82 produsen farmasi.

"Salah satunya adalah obat corona, nanti kami kembangkan bahan bakunya," ujar Verdi.

Menghadapi efek corona, KAEF menurunkan capex dari semula Rp 1,9 triliun jadi Rp 547 miliar. Sedangkan pinjaman berbunga juga akan diturunkan dari semula Rp 8,2 triliun menjadi Rp 7,4 triliun.

Lalu, KAEF juga menurunkan anggaran beban usaha dari semula Rp 3,7 triliun menjadi 3,5 triliun pada tahun ini.

Filter