FAC News

FLUKTUASI HARGA DAN KENAIKAN BIAYA TEKAN KINERJA ADARO DI SEMESTER I 2023
IQPlus, (23/8) - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (BEI: ADRO) menyampaikan laporan keuangan konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2023 (1H23).
Pendapatan ADRO pada 1H23 tercatat $3.479 juta, atau turun 2% dari 1H22. Sementara, produksi dan penjualan naik 19%, masing-masing menjadi 33,41 juta ton dan 32,62 juta ton, yang diofset dengan koreksi harga batu bara, dengan ASP yang turun 18%.
Dalam keterangan tertulisnya disebutkan, beban pokok pendapatan naik 34% y-o-y menjadi $2.033 juta, terutama karena biaya royalti PT Adaro Indonesia (AI) yang meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total biaya bahan bakar naik 13%, seiring kenaikan 17% pada konsumsi bahan bakar. Pengupasan lapisan penutup mencapai 129,83 juta bcm, atau naik 27% dari 1H22. Nisbah kupas tercatat 3,89x, atau naik 7% dari 1H22. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada 1H23 naik 23% dari 1H22.
beban usaha 1H23 naik 68% y-o-y menjadi $241 juta, terutama karena pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan pendapatan pemerintah daerah yang masih harus dibayar, cadangan untuk pembayaran penetapan pemerintah, dan kenaikan beban penjualan dan pemasaran. Kenaikan pada beban penjualan dan pemasaran sesuai dengan kenaikan volume penjualan.
ADRO mencatat laba inti $1.024 juta pada 1H23 dan EBITDA operasional sebesar $1.393 juta. Sejalan dengan rencana investasi, belanja modal naik 71% menjadi $269 juta. ADRO telah berinvestasi pada alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung pada rantai pasokan, sambil memulai investasi di smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya.
Sementara, posisi keuangan ADRO tetap sehat dengan posisi kas bersih $1.324 juta per akhir 1H23. Pemenuhan keuangan telah diperoleh pada bulan Mei 2023 untuk smelter aluminium dan fasilitas pendukung, sejumlah $1.585 miliar dan Rp2,5 triliun.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Garibaldi Thohir, mengatakan, "Paruh pertama tahun 2023 menunjukkan kekuatan operasional Adaro di tengah fluktuasi harga dan kenaikan biaya. Walaupun ada tantangan-tantangan ini, kami berhasil mencatat margin yang sehat dengan menghasilkan laba inti $1.024 juta."
"Kami siap mencapai target FY23 dengan dukungan eksekusi yang solid di masing-masing bisnis. Kami juga siap untuk ambil bagian dalam inisiatif hilirisasi Indonesia melalui smelter aluminium, yang mendapatkan pemenuhan keuangan di bulan Mei lalu. Hal ini menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan di jangka panjang melalui strategi tiga pilar."